Cara Membuat Teks atau Tulisan Vertikal di Microsoft Word, Ternyata Mudah! Helva Silvianita Microsoft Office, Microsoft Word Produk dari Microsoft satu ini sangatlah familiar di kalangan masyarakat maupun orang awam. Jan 05, 2014 Berikut ini akan saya sampaikan ulasan sedikit mengenai bagaimana cara membuat teks secara vertikal/ miring pada microsoft word, mungkin sebagian sudah pada pada tahu akan tetapi bagi yang newbie masih bertanya-tanya, sebagai berikut saya akan memberikan contoh bagaimana cara membuat teks vertikal tersebut.
Studi ke Jepang tanpa biayaBanyak teman-teman mahasiswa dan para alumni universitas yang menanyakan tentang proses untuk melanjutkan studi master dan doctor program ke jepang dengan menggunakan scholarship. Pada bagian ini, penulis ingin mencoba mendeskripsikan secara singkat pengalaman penulis dan juga beberapa mahasiswa penerima beasiswa monbukagakusho tentang proses-proses tersebut sehingga minimal akan memberikan gambaran secara umum kepada para applicant/pelamar ataupun fresh student yang interest untuk studi lanjut. Scholarship yang pertama akan di deskripsikan adalah monbukagakusho scholarship.Monbukagakusho scholarship adalah jenis beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Jepang kepada para siswa, mahasiswa, scientist, dan engineer dari Negara-negara yang telah menjadi mitra dengan jepang. Indonesia adalah salah satu Negara yang mendapat jatah pemberian beasiswa cukup besar. Beberapa tipe jenis beasiswa monbukagakusho secara detail bisa dilihat di alamat berikut, 1Mempersiapkan requirements atau persyaratan yang paling fundamental dan harus disiapkan sejak dini yakni, indeks prestasi komulatif (IPK), dan nilai Test of English as a Foreign Language (TOEFL) sebagai prasyarat dokumen untuk studi ke luar negeri.
Selain itu, bidang penelitian kita selama S1 juga harus benar-benar kita pahami, dan diusahakan ada hasil karya nyata yang telah dipublikasikan misalnya dalam bentuk paper ilmiah yang telah diterbitkan di jurnal jurusan, fakultas, universitas, nasional atau internasional.Step 2Memulai untuk mencari professor jepang yang akan kita jadikan sebagai pembimbing selama studi di Jepang. Ada banyak sekali cara mencari professor pembimbing. Berkenalan melalui seminar, workshop, atau special lecturer yang dilakukan di Indonesia dengan pembicara dari Jepang. Setelah seminar, kita mencoba untuk mendiskusikan tema yang telah disampaikan oleh professor dan ending nya kita meminta email atau kartu nama professor tersebut untuk ditindaklanjuti melalui email atau telepon.2.
Kita juga bisa berkenalan dengan professor melalui aktifitas riset di lembaga-lembaga riset di Indonesia yang bekerjasama dengan lembaga riset atau laboratorium di salah satu universitas di Jepang. Dalam aktfitas riset, kita mencoba menunjukkan kemampuan kita secara optimal dan memberikan nilai positif kepada professor. Kita juga banyak berdiskusi dengan professor mengenai tema penelitian tersebut. Biasanya aktifitas ini dilakukan dalam riset untuk kerja praktek, penyelesaian skripsi, ataupun proyek-proyek kampus.3. Kita juga bisa mulai mencari professor dengan memohon kontak person atau email professor melalui dosen-dosen kita yang pernah studi di jepang.
Metode ini sangat efektif karena biasanya professor jepang menggunakan system kepercayaan dalam mencari student. Apabila dosen kita mempunyai prestasi yang baik selama studi di jepang, maka hal itu akan memudahkan kita untuk mendapatkan rekomendasi professor.4. Alternatif lain adalah dengan mencoba search jurnal yang sesuai dengan bidang kita di internet. Biasanya di setiap jurnal akan tercantum nama professor dan alamat emailnya. Contoh pencarian jurnal melalui google dengan alamat seperti ini. Kita bisa memulai mengontak professor dengan menanyakan beberapa persoalan yang belum kita pahami dari jurnal tersebut. Selain itu, kita juga bisa mencari professor dan bidang risetnya dengan masuk ke official website universitas di jepang melalui internet.
Ada banyak sekali laboratorium yang telah dilengkapi dengan tema riset dan professor. Misalnya dengan mengakses alamat ini sudah terjadi komunikasi dengan professor dan sudah berlangsung lama dalam berdiskusi mengenai bidang riset, kita menyampaikan bahwa kita sangat tertarik untuk melanjutkan studi di jepang. Kita juga memohon kepada professor untuk mencarikan beasiswa monbukagakusho yang ada di kampusnya. Biasanya setiap professor yang masih muda belum mengetahui kalau di universitasnya ada beasiswa ini.
Kita mencoba menyakinkan kepada professor bahwa kita akan studi dengan giat ketika sudah berada di jepang. Kalau benar-benar tidak ada maka biasanya professor akan merekomendasikan untuk apply monbukagakusho melalui kedutaan jepang. Aplikasi ini relative lebih sulit karena tingkat persaingan di Indonesia yang sangat kuat.(bersambung). Guruku berkataHari ini adalah hari yang menyenangkan bagi kami. Sudah menjadi kebiasaan setiap bulan sekali kami harus bertemu dengan saudara-saudara seiman dalam sebuah lingkaran kecil (halaqah) untuk saling bertausiyah di jalan Allah.
Tidak lupa kami juga membahas dan mengevaluasi agenda-agenda dakwah yang berjalan selama 1 bulan. Kerinduan dalam persaudaraan yang mendalam terbersit di wajah-wajah kami. Bagaimana tidak, selama 1 bulan kami harus menunda pertemuan itu dikarenakan letak geografis yang memisahkan kami. Paling tidak aku membutuhkan waktu hampir 3 jam dengan naik bus bus cepat (ekspress meitetsu).
Biasanya pertemuan itu dilaksanakan setiap pekan di Indonesia karena kedekatan tempat antar satu dengan yang lain. Setelah perjalanan yang melelahkan kami sampai di stasiun. Sangat gembira diri kami ketika bertemu dengan al akh yang sudah menjemput dengan wajah yang riang. Saling merangkul sudah menjadi kebiasaan ketika kami bertemu untuk melepaskan kerinduan. Kami melalui aktifitas dengan penuh semangat dengan menyusun agenda-agenda penting.Setelah menyelesaikan agenda rutin, aku dengan guru ngaji (murobbi) melakukan perjalan bareng dengan naik kereta (densa).
Beliau adalah murobbi terbaikku saat ini. Beliau selalu memberikan inspirasi untuk diteladani. Beliau tidak hanya mempunyai wawasan keislaman (tsaqofah islamiyah) yang patut dicontoh, tetapi beliau juga mahir di bidang keilmuanya yaitu tentang teknologi wireless.
Bagaimana tidak, selama pendidikan master dan doktor nya di jepang, beliau sudah mengikuti konferensi dengan mempresentasikan hasil risetnya di banyak negara mulai di Eropa, Amerika, Asia, dan juga Australia. Selain itu beliau juga sudah mempunyai beberapa paten di tingkat internasional dan juga menjadi best researcher di salah satu konferensi di USA. Subhanallah, benar-benar sebuah kerja yang menginspirasi sebagai seorang student dan juga da`i.Selama 10 menit kami sempat curhat tentang agendanya yang sangat padat. Bagaimana beliau bisa membagi waktu khususnya kepada keluarga, riset, dakwah, dan juga untuk pribadinya. Hampir setiap 1 tahun 3 kali beliau konferensi internasional.
Ide yang cukup briliant untuk dipublikasikan dalam sebuah paper. Sempat aku bertanya tentang rahasia mendapatkan ide-ide briliant itu.
Memang ada beberapa point yang menjadikan beliau berprestasi selama ini. Beliau selalu menulis semua agendanya di sebuah buku kecil. Dari buku tersebut beliau bisa mengetahui aktfitasnya yang padat sehingga mampu mengaturnya dengan baik.
Memang benar apa yang dikatakan oleh Imam syahid Hasan Albanna. Sudah selayaknya bagi kita memberikan amanah kepada orang yang mempunyai banyak amanah.
Karena hanya orang yang banyak amanah yang pandai mengatur waktu. Beliau benar-benar memperhatikan apa yang telah Allah sampaikan dalam Qs Al `asr ayat 1-3. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan melakukan amal sholeh, dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran, dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran”. Beliau memahami bahwa keluarga juga mempunyai hak untuk diajak berinteraksi. Beliau mengoptimalkan waktu setiap liburan sabtu dan ahad untuk keluarga. Sabtu dan ahad juga beliau optimalkan untuk bertemu binaannya di berbagai kota.
Beliau juga menyampaikan bahwa ide-ide yang briliant yang beliau peroleh saat ini juga mayoritas dikarenakan keaktifannya dalam berdakwah. Di sela-sela mengisi kajian rutin, di perjalanan pulang Allah swt mengilhamkan ide-ide yang bisa ditulis. Ini adalah salah satu bentuk realisasi dari janji Allah dalm Qs Muhammad ayat 7.
”Dan jika engkau menolong agama Allah, maka niscaya Allah akan menolong dan mentsabatkan diri kita”.Saudaraku janganlah engkau ragu akan janji Allah. Kedekatan diri kita dengan Allah dan Al Qur`an akan mampu mengakselerasi kualitas hidup kita di dunia ini dan juga dalam mengisi bekal di akherat kelak. Semoga pesan beliau ini, mampu memberikan inspirasi bagi kita bahwa profesionalisme dalam bidang seseorang tidak akan terkorbankan dengan berdakwah dalam menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini. Semoga Allah memberikan setitik cahaya di hati kita sehingga mampu bermanfaat untuk diri dan di sekeliling kita ( 08022009 )(Ku tulis di atas meitetsu dalam perjalanan pulang ke Fukui). She was one of the noblest women around, coming from a very prominent family.
She was also quite beautiful and the holder of a considerable amount of wealth, being a prominent businesswoman. To marry her would have been a great feat for any man, and indeed, quite a few of the most prominent and wealthy men in society had asked for her hand. Yet, she rejected them all; already being a widow, she had lost the desire to marry again.Until he came into her life. He was young man of 25, and although he was also of a noble family, he was an orphan and was not a man of many means.
He had made a meager living tending sheep in the hills surrounding the city. Yet, he had an impeccable moral character, and he was widely known as one of the most honest men around. That is what attracted her to him: she was looking for someone honest who could conduct business for her, as she – a woman in a fiercely patriarchal society – could not do it herself. So, he started working for her.After he came back from his first business trip, she asked her servant, whom she sent with him, about him and his conduct. The servant amazed her by his report: this young man was the kindest, gentlest man he had ever met.
Never did he treat the servant harshly, as many others do. Yet, there was more: as they traveled in the heat of the desert, the servant noticed that a cloud had followed them the entire time, shading them from the blazing sun. The businesswoman was quite impressed with her new employee.Not only that, this new employee proved to be an astute businessman in his own right. He took his employer’s merchandise, sold it, and with the profits bought other merchandise that he sold again, thus profiting twice. All this was enough for her: the embers of love in her heart that were once extinguished re-kindled again, and she resolved to marry this young man, who was 15 years younger than she.So, she sent her sister to this young man.
She asked him, “Why are you not married, yet?”“For lack of means,” he answered.“What if I could offer you a wife of nobility, beauty, and wealth? Would you be interested?” she told him.He replied in the affirmative, but when she mentioned her sister, the young employee chuckled in amazement.“How could I marry her? She has turned down the most noble men in the city, much wealthier and prominent than me, a poor shepherd,” he said.“Don’t you worry,” the sister replied, “I’ll take care of it.”Not long after, the wealthy businesswoman married her young employee, and it was the beginning of one of the most loving, happiest, and sacred marriages in all of human history: that of Prophet Muhammad and Khadijah, the daughter of Khuwaylid. When they were married, the Prophet was 25 years old, and Khadijah was 40.
Yet, that did not bother the Prophet one bit. He loved her so deeply, and she loved him as deeply. They were married for 25 years, and she bore him seven children: 3 sons and 4 daughters. All of the sons died in young age.
Khadijah was a source of immense love, strength, and comfort for the Prophet Muhammad, and he leaned heavily on this love and support on the most important night of his life.While he was meditating in cave of Hira, the Angel Gabriel came to the Prophet Muhammad and revealed to him the first verses of the Qur’an and declared to him that he was to be a Prophet. The experience terrified the Prophet Muhammad, and he ran home, jumping into Khadijah’s arms crying, “Cover me!
Cover me!” She was startled by his terror, and after soothing and comforting him for a while, the Prophet was able to calm down and relate to her his experience.The Prophet feared he was losing his mind or being possessed.Khadijah put all his fears to rest: “Do not worry,” she said, “for by Him who has dominion over Khadijah’s soul, I hope that you are the Prophet of this nation.